Kendala yang bukan masalah bagi seorang DJ (Disc Jockey)

DJ’s Equipments 
 Berikut ini daftar equipment seorang DJ. Nggak semua equipment harus dimiliki. Equipment nomer 1 sampai 3 adalah paling minimal buat pemula. Equipment tambahan selanjutnya adalah buat DJ-DJ yang udah advance.
Turntable
Perangkat audio lawas yang merupakan senjata utama para DJ modern. Tentunya turntable yang digunakan para DJ sekarang ini adalah produksi terbaru dengan teknologi yang lebih maju. Merek yang ngetop antara lain Technics dan Vestax 
Mixer
Perangkat sound system yang memiliki banyak tombol dan slider di panelnya ini digunakan buat pergantian lagu secara langsung dengan teknik fade out. Merek yang bisa dipilih ada Roland atau Mackie. 
Headphones
 Perangkat ini digunakan DJ buat menentukan timing yang pas pada saat pengen mengganti lagu sebelum dikeluarkan ke pengeras suara. Merek yang paling sering dipilih biasanya tuh Sennheiser.    
CD Player
Bakal ada masanya dimana fungsi turntable bakal digantikan sama CD Player. Selain pengunaannya lebih praktis, teknologinya lebih familiar pula. Tascam adalah merek yang sering diandelin. 
Sampler & Drum Machines
Selain harus handal mixing lagu, kadang DJ dituntut buat kreatif pula atas lagu-lagu yang diputarnya. Dua instrumen elektronik ini bisa berperan.
Laptop
Kalo udah memasuki era media digital kayak penggunaan CD Player, pengunaan software komputer perlu buat menjadikan fungsinya seperti layaknya turntable. 
Style Musik Dance Progressive House.
Style dari genre house music. Musik hingar-bingarnya banyak memakai sound synthesizer yang cenderung dark dan nerawang. Dengerin aja musik-musik yang biasa dimainin DJ Riri (Spinach Records) atau John Digweed.   
Deep House.
Style lain dari house music. Nggak serame progressive house meski berciri sama, dan lebih banyak memakai sound keyboard. DJ Anton (Future Production), atau DJ Heru (Centro) biasanya ngandelin musik ini. 
Trance.
 Genre ini merupakan kombinasi dari musik techno dan house. Musiknya kental dengan nuansa melodik. Musik kayak gini nih yang bikin nama DJ Tiesto dan Paul Van Dyk ngetop banget.   Drum and Bass. Begini jadinya kalo pattern bas dari musik reggae digabung sama upbeat tempo musik house. Sering dimainin sama Andy C dan Goldie, atau banyak DJ dari Inggris. 
Tribal.
Musik dance yang satu ini lebih didominasi sama munculnya suara-suara perkusi. DJ Rommy (1945 MF) sempet memasukkan style musik ini pada aksinya.   
Ambient.
Musik kayak gini bisa ditemuin di chill-out room. Mulai dari style musik jazz, new age, bahkan rock n’ roll masuk di dalamnya. Dipopulerin pertama kali sama Brian Eno. Biasanya jenis musik kayak gini sering dipasang di lounge bukan di diskotik atau klab gede.   
A Brief Story About Rave Party Rave party.
 tadinya dikenal pula sebagai free parties, adalah sebuah event dance yang digelar semalam suntuk. Di sinilah tempat DJ-DJ memamerkan keahliannya nge-mix musik-musik dance elektronik atau rave music. Istilah rave party dianggap berasal dari sebutan buat sebuah event dance party semi spontan yang digelar di pinggiran kota London. Istilah tadi akhirnya dipake buat menyebut fenomena party dan subkultur yang muncul dari perkembangan musik acid house yang dipopulerkan oleh Aphex Twin. Kemunculannya terjadi sekitar akhir tahun 1980-an di Eropa dan Amrik sebagai bentuk perlawanan terhadap musik-musik populer (baca : komersil), kultur nightclub, dan radio-radio yang memutar lagu komersil. Makanya pada masa-masa itu event-event rave party ini bersifat underground. Buat menjaga "jarak" dengan party scene yang dianggap mainstream, rave party biasanya digelar di venue-venue yang nggak lazim buat event dance. Contohnya kayak di bangunan gudang atau bahkan outdoor venue. Promosinya pun dengan cara bergerilya. Kayak lewat flyers, atau malah kadang cuma dari mulut ke mulut aja. Di awal tahun 1990-an, begitu event rave party telah menjadi sebuah fenomena global, benturan dengan aparat hukum sempet merebak. Pasalnya event ini dianggap sebagai tempat penyebaran drugs. Nggak heran lantaran kultur yang terbangun di situ mirip dengan kultur hippies di tahun 1960-an. Semua serba bebas dan tanpa batasan. Akhirnya buat mempertahankan fenomena rave party, di akhir tahun 1990-an event ini mulai mengarah agak mainstream. Klub-klub mulai menggelar rave party, sampai akhirnya event besar-besaran berbentuk festival buat rave party digelar pula. Contohnya kayak Street Parade di Swiss atau Jakarta Movement di Indonesia. Meski begitu semangat rave party tetep dipertahankan, yaitu yang populer di kalangan ravers dengan istilah PLUR.

Follow Me